Pages

Lencana Facebook

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Minggu, 16 Maret 2014

Yang Didengar Yang Pandai Bicara

Sudah menjadi sunatullah, bahwa yang didengar ucapannya, yang disimak kata-katanya adalah mereka yangg bicara. Tentu, bukan hanya sekedar bicara, tapi bicara dengan olah retorika.

Dan kepandaian beretorika tidak semua 'lambe' (bibir) mampu melakukannya. Sungguh, ini sebuah nikmat yg begitu agung.

****

Kembali pada persoalan 'lambe' yang pandai berbicara, ternyata ada jenis 'LAMBE-LAMBE NDOMBLEH' (bibir ndower). Jenis bibir ini sering tidak kontrol kala berucap. Seseuatu yg tak terjadi bisa seolah terjadi dg penuturannya. Kejadian yg biasa bs menjadi luar biasa dg olah vokalnya. Sesuatu yg awalnya 'saru lan wagu' bs menjadi ditiru dan digugu (dipercaya). Intinya, kelebihan bibir ndower ini bs memelintir fakta sesuai kepentingannya dan tak bertanggung jawab.

Di sebrang sana

Ya. Di seberang sana ada banyak orang yang punya banyak aksi nyata. Tapi sayang, dia tak pandai olah bibir. Tidak salah sih, Tapi kasihan.

Kok bisa kasihan.?

Ya, karena cerita ttg aksi nyatanya sering kali diputar balikkan oleh si bibir ndower. Aslinnya pantes ditiru dan digugu sekarang menjadi wagu dan saru (Norak dan gak pantes). Awalnya adalah amal nyata yg luar biasa, sekarang terdengar biasa-biasa saja. Kalau perlu justru dibiaskan sekalian biar gak nampak.

****

Andai si bibir ndower bersinergi dg pemilik aksi nyata??

Tentu akan terbentuk kerjasama yg sangat baik.

Tapi itu mustahil terjadi.

Setelah bertahun-tahun lamanya, penulis perhatikan, dimana pun ada perkumpulan, yg didengar ucapannya adalah pemilik bibir ndower, bukan pemilik aksi nyata. Dan pada saatnya nanti, si bibir ndower akan terlihat bekangnya bahwa dia lah PEMBUNUH sebenarnya.

Selama ini, kita mencari-cari siapa sosok penjegal perjuangan ini? siapa yg selalu memasang rintangan di jalan dakwah ini? pada saatnya nanti kita akan 'melongo' bareng-bareng, "oooooo, ternyata si bibir ndower itu tho biang keroknya selama ini.!!!"

Biasanya.... Aksi 'melongo sadar' itu akan terjadi setelah 'Bangunan' ini benar-benar runtuh berantakan.

Kesadaran yg telat memang, tapi tak apa lah.

****
Sebelum bangunan ini roboh, mari, kita periksa diri kita dari dalam. Mencegah lebih baik dari pada mengobati.


Oleh: Abi Nada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar