Pages

Lencana Facebook

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Minggu, 13 April 2014

Lebih Baik Rugi Seharga Sebutir Telur

Kemarin sore, ketika hendak makan malam putri kecilku minta maem dengan lauk telur goreng. 

"Umi adek pengen maem telur goreng!", pintanya. Tanpa basa basi ku iyakan permintaannya. Karena wajan penggorengannya bekas sambal dan ku takut nanti telurnya jadi sedikit pedas, maka saya ambil dan saya cuci dahulu.

Dari kejauhan, sambil ku menggosok-gosok wajan kuperhatikan dia dari jauh. Dia mulai menganbil sendok dan mangkuk. "Buat apa ya tu dia?", pikirku dalam hati. Tanpa ku tanya apapun, kuperhatikan terus dia.

Tak lama setelah itu, tiba-tiba dia bangkit dari tempat duduknya dan pergi menghampiri mangkuk yang berisi telur ayam mentah, yang letaknya tak begitu jauh dari tempat ia duduk.



Wah, dengan hati Dag, Dig, Dug, segera kupercepat pekerjaanku. Saking takut dan khawatir kalau-kalau telur yang diambilnya terjatuh. Telur-telur itu masih ada di dalam plastik. Ku takut sekali kalau sampai jatuh kan semua telur yang dia bawa akan pecah.

Ditengah-tengah ke khawatiran dan kecemasan itu, ku berusaha menenangkan diri. Kutarik nafas dalam-dalam, dan ku mulai tenang. Akhirnya keluar kata "hati-hati ya nak, bawa telurnya!". "Iya mi!", jawabnya.

Ku berusaha mengucap kata hati-hati itu setenang mungkin dan sehalus mungkin. Jaga-jaga supaya tidak mengejutkannya. "Kalau sampai terkejut pasti pecah semua telur dalam plastik itu", pikirku.

Ternyata ia sanggup membawa telur-telur dalam plastik itu sampai ke tempat dia meletakkan mangkuk dan sendok tadi. Herannya, dia berhasil mendaratkan telur-telur itu di atas lantai dengan pelan-pelan sekali.

Padahal, ketika melihat kejadian itu. Rasa khawatir dan was-was mulai hadir kembali. "Nanti kalau naruhnya gak pelan-pelan pasti pecah semua", begitu kira-kira pikiran yang terbesit dibenakku. Ternyata tidak...

Dan terakhir ia mulai mengambil sebutir telur dari dalam plastik, lalu memukul-mukulkan telur itu kelantai dengan pelan dan hati-hati.

Berkali-kali ia coba tak kunjung sukses, akhirnya ia sudah hampir menyerah"umi adek tidak bisa!", katanya. "Iya umi bantuin".

Tetapi sesampai ku didekatnya, ternyata telurnya sudah lubang. Dan telur sudah keluar dari cangkangnya.

Subhanallah dia punya semangat dan kemauan yang kuat.

Belum berhenti sampai disitu. Ia aduk telur itu dan ia campur dengan garam. Kemudian ia tuang isi mangkuk itu ke dalam wajan.

Ku tertegun sejenak, Ya Allah jika tadi ku menuruti rasa was-was dan khawatir tadi, pasti ku melarangnya dari tadi.

Ku tak akan melihat kejadian ini. Jika takut kehilangan uang 1rb, seharga sebutir telur itu.

Oleh: Umi Nada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar